Saham Bca 1 Lot Hari Ini

Saham Bca 1 Lot Hari Ini

Sekilas Mengenai Perusahaan PT Bank Central Asia TBK (BCA)

Saat ini BCA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan swasta terbesar di Indonesia berdasarkan aset dan kapitalisasi pasarnya.

BBCA adalah kode saham yang diperdagangkannya. Yang mana saham BCA di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu yang kuat dan menjadi unggulan.

Bank BCA sendiri memiliki anak perushaaan yang bergerak di bidang yang berbeda. Di antaranya adalah sebagai berikut :

Pergerakan Saham BBCA Terbaru

Harga saham BBCA terus menunjukkan fluktuasi dalam beberapa bulan terakhir. Hingga akhir tahun lalu, harga saham BBCA dibuka dan ditutup pada level Rp8.700 per saham, dengan volume perdagangan mencapai 87,59 juta saham, mengalami penurunan sebesar 0,57%.

Fluktuasi harga saham BBCA menunjukkan ketidakpastian dan volatilitas pasar. Investor perlu terus memantau pergerakan harga saham dan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi pasar untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

Itulah penjelasan 1 lot saham BCA hari ini. Semoga informasi ini berguna dan bermanfaat bagi Anda. (MYY)

Harga diatas berlaku pada 5 Desember 2022. Perlu kamu ketahui bahwa harga saham berubah setiap harinya, sehingga harga 1 lotnya juga akan ikut berubah.

Berdasarkan harga per lembar di atas, maka perhitungan 1 lot saham BCA yaitu : 8.775 x 100 lembar = Rp 877.500.

Jika kamu ingin membeli 2 lot, dikalikan 200, 3 lot dikalikan 300, dan seterusnya.

IDXChannel - 1 lot saham BCA hari ini menarik dibahas. Sebab saham dengan kode BBCA ini begitu menguntungkan saat investasi.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat sebesar Rp9.325 per lembar per Jumat (7/6/2024). Dengan demikian, harga satu lot saham BBCA, yang setara dengan 100 lembar saham, mencapai Rp932.500. Harga saham ini terus berfluktuasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal.

Lantas benarkah 1 lot saham BCA hari ini seperti di atas? Simak penjelasan yang dihimpun IDX Channel dari berbagai sumber tepercaya.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan bank swasta terbesar di Indonesia berdasarkan aset dan nilai pasar. Saham BCA dikenal dengan kode BBCA dan telah menunjukkan kinerja yang mengesankan di Bursa Efek Indonesia.

Saham BBCA memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, mencapai Rp1.128 triliun per 12 Juni 2023. Hal ini mencerminkan stabilitas dan risiko investasi yang terukur.

BCA juga memiliki beberapa anak perusahaan dengan berbagai spesialisasi, seperti PT BCA Finance, PT BCA Finance Limited, PT Bank BCA Syariah, PT BCA Sekuritas, PT Asuransi Umum BCA, dan PT Central Capital Ventura (CCV).

Intip 1 Lot Saham BCA Hari Ini. (FOTO: MNC MEDIA)

Pergerakan Harga Saham BCA dari Tahun ke Tahun

Saham BCA telah terdaftar dan diperdagangkan di BEI sejak tanggal 17 Desember 1989. Kala itu, BCA mengadakan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan harga penawaran Rp 250 per lembar saham.

Baca juga: CAGR adalah: Rumus, Pengertian, Jenis, & Kelebihannya

Seiring waktu, BCA dikenal sebagai salah satu saham yang stabil dan konsisten di BEI. Meskipun harganya berfluktuasi, BCA memperlihatkan pertumbuhan yang pesat selama dua dekade terakhir. Berikut beberapa tren pergerakan harga saham BCA dari tahun ke tahun:

Baca juga: Cari Tahu Apa Itu Notasi Saham dan Jenis-Jenisnya

Lot Saham BCA Hari Ini

Memahami data historis harga saham sangat penting bagi investor. Berikut adalah beberapa poin penting terkait pergerakan harga saham BBCA dari tahun ke tahun:

Pakai M-STOCK untuk Kemudahan Investasi Saham Anda

Dengan M-STOCK by Mirae Asset, investasi saham menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk semua orang! Aplikasi kami dirancang untuk membantu Anda mengelola portofolio saham dengan cepat dan efisien. Dapatkan akses real-time ke data pasar, analisis mendalam, dan berbagai fitur canggih yang akan memandu keputusan investasi Anda. Klik gambar di bawah untuk download aplikasinya.

Itulah ulasan seputar harga 1 lot saham BCA beserta data historis harga saham beberapa tahun terakhir. Dengan data-data di atas Anda bisa lihat saham BCA menawarkan potensi keuntungan yang cukup bagus dari dividen maupun capital gainnya. Tetapi, yang perlu diperhatikan oleh para investor yaitu selalu lakkukan riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham apa. Semoga bermanfaat dan jangan lupa share artikel ini jika dirasa bermanfaat.

Kalau Anda ingin melakukan riset analisis saham langsung saja kunjungi Fima.co.id.

Dalam perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), satuan transaksi saham menggunakan istilah "lot". Berdasarkan peraturan BEI, 1 lot saham sama dengan 100 lembar saham. Jadi, jika Anda ingin membeli saham sebuah perusahaan, minimal pembelian yang dapat dilakukan adalah sebesar 1 lot (100 lembar).

Harga Saham BCA pada Tahun 2024

Pada 28 Oktober 2024, harga saham BCA tercatat di kisaran Rp10.700 per lembar. Dengan penghitungan tersebut, untuk membeli 1 lot saham BCA, Anda memerlukan dana sebesar:

Harga per lot = Harga per lembar saham × 100 lembar

Rp10.700 × 100 = Rp1.070.000

Dengan demikian, modal awal yang diperlukan untuk memiliki 1 lot saham BCA adalah sekitar Rp1.070.000 (Satu juta tujuh puluh ribu rupiah), belum termasuk biaya transaksi seperti fee broker dan pajak.

Fluktuasi Harga Saham BCA

Harga saham, termasuk saham BCA, sangat dinamis dan bisa berubah dalam hitungan menit, jam, atau hari tergantung pada berbagai faktor, seperti:

1. Kinerja Perusahaan: Laporan keuangan BCA, termasuk pendapatan, laba bersih, atau dividen, sangat memengaruhi harga saham.

2. Kondisi Ekonomi Makro: Kebijakan suku bunga, inflasi, dan stabilitas ekonomi memengaruhi sentimen pasar terhadap saham BCA.

3. Sentimen Pasar: Berita terkait industri perbankan, perubahan regulasi, atau sentimen global dapat memengaruhi pergerakan saham.

Sebagai contoh, jika ada berita positif mengenai peningkatan laba bersih BCA atau pengembangan layanan baru, harga saham BCA kemungkinan akan naik. Sebaliknya, sentimen negatif seperti krisis ekonomi global bisa menekan harga saham.

Biaya Tambahan dalam Transaksi Saham

Selain harga saham itu sendiri, investor juga perlu mempertimbangkan biaya tambahan yang dikenakan oleh broker atau sekuritas, seperti:

Fee Beli: Biaya yang dikenakan saat membeli saham, biasanya berkisar antara 0,1% hingga 0,3% dari total nilai transaksi.

Fee Jual: Biaya saat menjual saham, umumnya sekitar 0,2% hingga 0,4% dari total nilai transaksi.

Pajak Penghasilan (PPh): Pemerintah mengenakan pajak atas hasil keuntungan dari penjualan saham sebesar 0,1%.

Levy BEI: Biaya yang kecil namun tetap dihitung untuk mendukung operasional Bursa Efek Indonesia.

Misalnya, jika Anda membeli 1 lot saham BCA seharga Rp1.070.000 dan broker Anda mengenakan fee beli sebesar 0,15%, total biaya transaksi akan menjadi:

Rp1.070.000 × 0,15% = Rp1.605

Jadi, total dana yang diperlukan menjadi sekitar Rp1.071.605.

Keuntungan Berinvestasi di Saham BCA

Saham BCA dianggap sebagai salah satu saham "blue chip" yang stabil dan cocok untuk investasi jangka panjang. Berikut beberapa alasan mengapa saham BCA menarik bagi investor:

1. Kinerja Keuangan yang Stabil: BCA dikenal sebagai bank dengan kinerja keuangan yang solid dan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang rendah.

2. Dividen yang Konsisten: BCA secara rutin membagikan dividen kepada pemegang saham, sehingga menarik bagi mereka yang mencari pendapatan pasif.

3. Kapitalisasi Pasar Tinggi: Saham BCA termasuk dalam jajaran saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI, sehingga likuiditasnya tinggi.

4. Prospek Pertumbuhan: Dengan fokus pada digitalisasi dan inovasi, BCA memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan di era perbankan modern.

Risiko Berinvestasi di Saham BCA

Meski dianggap relatif aman, investasi di saham tetap memiliki risiko, termasuk saham BCA. Risiko tersebut meliputi:

Fluktuasi Harga: Pergerakan harga saham dapat menyebabkan kerugian jika Anda menjual di saat harga turun.

Risiko Pasar: Perubahan kondisi ekonomi, politik, atau regulasi dapat memengaruhi kinerja saham BCA.

Ketergantungan pada Industri Perbankan: Jika terjadi krisis di sektor perbankan, saham BCA juga bisa terkena dampaknya.

Cara Membeli Saham BCA

Untuk membeli saham BCA, Anda perlu melalui beberapa langkah berikut:

1. Buka Rekening Saham di Sekuritas: Pilih perusahaan sekuritas yang terpercaya dan menawarkan layanan sesuai kebutuhan Anda.

2. Top Up Dana: Transfer dana ke rekening saham Anda sesuai dengan rencana investasi.

3. Unduh Aplikasi Trading: Sebagian besar sekuritas menyediakan aplikasi trading online untuk memudahkan transaksi.

4. Cari Kode Saham BCA (BBCA): Masukkan kode saham BCA (BBCA) di aplikasi untuk melihat harga terbaru.

5. Lakukan Pembelian: Tentukan jumlah lot yang ingin dibeli, lalu konfirmasi transaksi.

Harga 1 lot saham BCA pada Oktober 2024 adalah sekitar Rp1.070.000 berdasarkan harga per lembar sebesar Rp10.700. Namun, harga ini dapat berubah setiap saat tergantung kondisi pasar. Sebelum membeli saham, pastikan Anda memahami risiko dan biaya tambahan yang menyertai transaksi. Investasi yang bijak dan terencana akan membantu Anda mencapai tujuan keuangan di masa depan.

Belanja di App banyak untungnya:

Bagi kamu yang baru akan memulai berinvestasi di dunia saham pasti tak asing dengan pertanyaan berapa harga saham BCA atau berapa harga 1 lot saham BCA.

Baca juga: Wajib Tahu! Begini Cara Menghitung Dividen untuk Investor Pemula

Saham milik PT Bank Central Asia Tbk dengan kode saham BBCA ini memang dikenal andal menghadapi berbagai gejolak pasar sehingga kerap dikoleksi para investor terutama untuk investasi jangka panjang.

Jadi, mau tahu seperti apa tren harga 1 lot BBCA sejak awal diluncurkan dan bagaimana rincian keuntungannya? Berikut ulasan lengkap terkait harga saham BBCA.

Performa Saham BBCA Semester 1 2024

Selama beberapa tahun ke belakang, saham BBCA telah membuktikan performa terbaiknya dengan memberikan return optimal bagi para peminatnya.

Hal ini tak mengherankan lantaran BBCA merupakan jenis saham unggulan atau disebut juga blue chip, yang merujuk pada saham terbitan perusahaan besar dengan  kinerja keuangan dan fundamental mumpuni.

Berdasarkan laporan perusahaan, laba bersih di kuartal kedua tahun 2024 mencapai Rp14 triliun, mengalami peningkatan sebesar 8,7% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ) dan naik 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).

Selama Semester 1 tahun 2024, BCA telah berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp26,9 triliun, yang berarti naik 11% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Namun, di sisi lain, kenaikan kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,2% bisa menjadi sinyal bahwa peningkatan penyaluran kredit mulai memberikan sedikit tekanan terhadap kualitas pinjaman yang disalurkan oleh BBCA.

Baca juga: Perlu Dikoleksi! Ini Daftar Saham yang Bagi Dividen 2 Kali Setahun

Stock split adalah kegiatan perusahaan untuk memperbanyak jumlah lembar saham yang beredar dengan cara membagi setiap lembar saham menjadi beberapa lembar saham baru yang nilai nominalnya lebih kecil.

Tujuan dari stock split umumnya untuk membuat harga saham perusahaan menjadi lebih terjangkau bagi investor.

Dengan memperbanyak jumlah lembar saham yang beredar, perusahaan juga dapat meningkatkan likuiditas sahamnya dan membuatnya lebih mudah diperdagangkan di pasar saham.

Misalnya, jika perusahaan melakukan stock split 2:1, artinya setiap lembar saham yang ada akan dibagi menjadi dua lembar saham baru.

Dengan demikian, jumlah lembar saham yang beredar akan bertambah dua kali lipat, sedangkan nilai nominal per lembar saham akan menjadi setengah dari nilai nominal sebelumnya.

BBCA sendiri telah melakukan stock split beberapa kali sejak menjadi perusahaan publik di BEI, yakni sebagai berikut:

Baca juga: Top Down Analysis: Pengertian, Tahapan, dan Kelebihannya

Harga 1 Lot Saham BCA (BBCA)

Lot saham adalah satuan perdagangan saham yang digunakan di pasar saham. Setiap lot memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan bursa efek di negara tempat saham tersebut.

Di Indonesia, satuan lot saham yang digunakan di BEI dalah 100 lembar saham. Tidak bisa ditransaksikan kurang dari ketetapan tersebut, dan hanya berlaku kelipatannya.

Oleh karena itu, harga 1 lot saham BCA akan tergantung pada harga saham BCA di periode tertentu.

Pada awal Septermber 2024, harga saham BBCA adalah Rp 10.150 per lembar. Artinya, mengingat 1 lot setara dengan 100 lembar saham, maka harga 1 lot saham BBCA adalah 10.150 x 100 lembar, atau sebesar Rp 1.015.000.

Baca juga: Right Issue adalah: Pengertian, Nilai dan Periode, serta Keuntungannya

Jumlah tersebut terbilang murah untuk jenis saham blue chip. Hal ini karena saham BCA pernah melakukan stock split beberapa kali sehingga harganya semakin terjangkau.

Return BCA yang Diperoleh Investor Lama

Jadi, berapa perkiraan keuntungan yang akan diperoleh para investor lama jika mulai berinvestasi sejak dulu?

Untuk menghitung keuntungan yang didapat ketika telah menjadi investor saham BCA sejak dulu, perlu diperhatikan beberapa hal seperti jumlah saham yang dimiliki, harga beli pada saat itu, dan apakah investor tersebut melakukan penjualan saham atau tidak.

Jika dirinci, persentase kenaikan harga saham BBCA sejak tahun 2006 hingga setidaknya tahun 2022 adalah sebesar 1936,80%, dan terus meningkat tiap tahunnya.

Jika dihitung sejak tahun 2000-2022, maka keuntungan dari kenaikan harga saham yang bisa diperoleh investor yang memiliki 2 lot adalah sekitar Rp299 juta. Ini belum termasuk keuntungan bagi dividen sebesar Rp11,56 juta.

Terkait cara menghitungnya, jika seseorang membeli 1 lot saham BCA (yaitu 100 lembar saham) pada tahun 2000 seharga sekitar Rp1.400 per lembar saham, maka total investasinya adalah sekitar Rp 140.000.

Nah, karena ketentuan satuan lot pada tahun 2000-an adalah  1 lot setara dengan 500 lembar saham, maka 2 lot menjadi 1.000 saham.

Artinya, ada Rp1,4 juta yang bisa digunakan sebagai modal untuk 2 lot. Lalu, karena BCA melakukan stocksplit sebanyak 4 kali, maka jumlah BBCA menjadi 40 ribu per lembar.

Demikian ulasan mengenai harga saham BCA dan seperti apa tren 1 lot saham BCA sejak awal diluncurkan. Bagi kamu yang tertarik membeli saham BCA, jangan lupa untuk melakukan diversifikasi agar portofolio tumbuh stabil.

Baca juga: Mengenal Arti Scalping dalam Transaksi Saham

Untuk memudahkanmu berinvestasi, coba gunakan aplikasi BMoney supported by CGS International Sekuritas Indonesia yang andal dan tepercaya sekaligus memberimu kenyamanan dan keamanan.

Lewat BMoney, kamu tidak hanya bisa memulai investasi saham dan reksa dana hanya dengan modal mulai dari Rp10 ribu, tapi juga bisa melakukan transaksi kedua instrumen investasi tersebut dengan mudah.

Section references are to the Internal Revenue Code unless otherwise noted.

Future developments. Information about developments affecting Form W-9 (such as legislation enacted after we release it) is at www.irs.gov/fw9.

An individual or entity (Form W-9 requester) who is required to file an information return with the IRS must obtain your correct taxpayer identification number (TIN) which may be your social security number (SSN), individual taxpayer identification number (ITIN), adoption taxpayer identification number (ATIN), or employer identification number (EIN), to report on an information return the amount paid to you, or other amount reportable on an information return. Examples of information returns include, but are not limited to, the following:

Use Form W-9 only if you are a U.S. person (including a resident alien), to provide your correct TIN.

If you do not return Form W-9 to the requester with a TIN, you might be subject to backup withholding. See What is backup withholding? on page 2.

By signing the filled-out form, you:

Note. If you are a U.S. person and a requester gives you a form other than Form W-9 to request your TIN, you must use the requester’s form if it is substantially similar to this Form W-9.

Definition of a U.S. person. For federal tax purposes, you are considered a U.S. person if you are:

Special rules for partnerships. Partnerships that conduct a trade or business in the United States are generally required to pay a withholding tax under section 1446 on any foreign partners’ share of effectively connected taxable income from such business. Further, in certain cases where a Form W-9 has not been received, the rules under section 1446 require a partnership to presume that a partner is a foreign person, and pay the section 1446 withholding tax. Therefore, if you are a U.S. person that is a partner in a partnership conducting a trade or business in the United States, provide Form W-9 to the partnership to establish your U.S. status and avoid section 1446 withholding on your share of partnership income.

In the cases below, the following person must give Form W-9 to the partnership for purposes of establishing its U.S. status and avoiding withholding on its allocable share of net income from the partnership conducting a trade or business in the United States:

Foreign person. If you are a foreign person or the U.S. branch of a foreign bank that has elected to be treated as a U.S. person, do not use Form W-9. Instead, use the appropriate Form W-8 or Form 8233 (see Publication 515, Withholding of Tax on Nonresident Aliens and Foreign Entities).

Nonresident alien who becomes a resident alien. Generally, only a nonresident alien individual may use the terms of a tax treaty to reduce or eliminate U.S. tax on certain types of income. However, most tax treaties contain a provision known as a “saving clause.” Exceptions specified in the saving clause may permit an exemption from tax to continue for certain types of income even after the payee has otherwise become a U.S. resident alien for tax purposes.

If you are a U.S. resident alien who is relying on an exception contained in the saving clause of a tax treaty to claim an exemption from U.S. tax on certain types of income, you must attach a statement to Form W-9 that specifies the following five items:

Example. Article 20 of the U.S.-China income tax treaty allows an exemption from tax for scholarship income received by a Chinese student temporarily present in the United States. Under U.S. law, this student will become a resident alien for tax purposes if his or her stay in the United States exceeds 5 calendar years. However, paragraph 2 of the first Protocol to the U.S.-China treaty (dated April 30, 1984) allows the provisions of Article 20 to continue to apply even after the Chinese student becomes a resident alien of the United States. A Chinese student who qualifies for this exception (under paragraph 2 of the first protocol) and is relying on this exception to claim an exemption from tax on his or her scholarship or fellowship income would attach to Form W-9 a statement that includes the information described above to support that exemption.

If you are a nonresident alien or a foreign entity, give the requester the appropriate completed Form W-8 or Form 8233.

What is backup withholding?. Persons making certain payments to you must under certain conditions withhold and pay to the IRS 28% of such payments. This is called “backup withholding.” Payments that may be subject to backup withholding include interest, tax-exempt interest, dividends, broker and barter exchange transactions, rents, royalties, nonemployee pay, payments made in settlement of payment card and third party network transactions, and certain payments from fishing boat operators. Real estate transactions are not subject to backup withholding.

You will not be subject to backup withholding on payments you receive if you give the requester your correct TIN, make the proper certifications, and report all your taxable interest and dividends on your tax return.

Payments you receive will be subject to backup withholding if:

Certain payees and payments are exempt from backup withholding. See Exempt payee code on page 3 and the separate Instructions for the Requester of Form W-9 for more information.

Also see Special rules for partnerships above.

Part II. Certification

To establish to the withholding agent that you are a U.S. person, or resident alien, sign Form W-9. You may be requested to sign by the withholding agent even if items 1, 4, or 5 below indicate otherwise.

For a joint account, only the person whose TIN is shown in Part I should sign (when required). In the case of a disregarded entity, the person identified on line 1 must sign. Exempt payees, see Exempt payee code earlier.

Signature requirements. Complete the certification as indicated in items 1 through 5 below.